Karangan Bahasa Indonesia Oleh:
Walterindra Geri Permana
Apalah arti perbedaan dibanding dengan banyaknya persamaan diantara kita. Bukankah kita sama-sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar demi memenuhi rasa lapar dan dahaga? Kita juga sama-sama menangis dikala diacuhkan oleh mantan yang masih didamba-dambakan. Kita pun juga sama-sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta terbahak-bahak ketika kegembiraan menerpa. Kita sama-sama berkeringat dibawah terik matahari, kita pun juga sama-sama bersendawa ketika meminum minuman yang bersoda, dan begitu pula kita sama-sama menggigil ditelannya dinginnya malam. Tidakkah kita melihat begitu banyak persamaan diantara kita sampai-sampai mustahil untuk menghitungnya.
Lalu, mengapa secuil perbedaan yang
dipicu oleh keinginan, hasrat, dan nafsu mengasingkan semua kesamaan kita?
Mengapa kita seolah-olah memiliki lebih banyak waktu untuk mengais-ais perbedaan,
menggoreskan garis pemisah, mengibarkan bendera kami dan kau? Tidakkah cukup
satu saja persamaan diantara kita, berikut ini mungkin dapat membuat kau
menjadi gigih untuk mempertahankan warna-warna dan hari-hari yang pernah kita
buat sebelumnya: “bukankah kita sama-sama mencintai mantan yang masih disayang?”
Pahit memang jika hanya dianggap teman oleh mu tapi mungkin inilah cara paling
baik bagi Allah untuk menyayangiku mungkin. Ya ibaratkan saja kita juga harus
menelan obat pahit dan bersabar untuk sembuh, Seperti itulah perjalanan kasih
sayang ini.
Ingatkan lagi tanggal 25 yang lalu
ketika dirimu bosan dan mencampakkanku dan memilih orang baru yang dipicu oleh
keinginan tahuanmu dan nafsu, padahal
jika kau dewasa seperti temanmu kau pasti bisa menjaga batasan. Tidak ada
laki-laki yang tidak cemburu ketika pacarnya memberi kabar dengan laki-laki
lain entah lewat sms ataupun media sosial, tetapi untukmu apa yang tidak, aku
masih memperbolehkan dan membebaskanmu dari hal itu tapi sayang kau tak bisa
dewasa.. Kau belum bisa mendewasakan dirimu sendiri, belajarlah dari temanmu
dimana ketika temanku meminta nomor temanmu tetapi temanmu menolak dengan
alasan sudah ada laki-laki yang mengisi hatinya, jika dapat kau pikir temanmu
tidak mau hubungannya hancur karena ada orang ketiga ibarat dia adalah “tamu”
dan kita “tuan rumah”. Tamu tidak akan masuk kalau tuan rumah tidak membukakan
pintu. Kesimpulannya orang ketiga itu lebih baik jangan diterima walaupun hanya
ingin berkenalan kan? Tetapi kau? Melebihi pacaran kan bukan cuma sms tapi juga
sering telponan dengan dia ketika kau masih berpacaran dengan ku. Ketika kita
masih berpacaran aku tak hanya lelah mempertahankanmu, ya. Tapi aku juga lelah
mempertahankan kita seorang diri, kuharap kau mengerti maksudku itu
Banyak kejadian yang membuat hati
ini bagaikan rapuh karenanya tetapi tidak mungkin dapat di publikasi semua,
mungkin dapat kau ingat kembali kejadian yang menyakitkan buat ku termasuk
ketika kau menyanggah mencintai dia dan aku dengan sanggahan cinta 2 hati, itu
benar-benar sakit kau mengatakan masih sayang terhadapku juga bukan hanya dia.
Padahal kau hanya cuma ingin dia yang ingin jadi pacarmu lagi, ingat tidak ada
dalam hati seseorang 2 cinta, sebagaimana tidak ada wujud ini 2 Tuhan.
Ketulusan cinta dan kasih sayang
tidak dapat dilihat dari penampilan, fisik, dan kekayaan begitu pula tak dapat
didengar dari lamanya berbicara di telfon genggam, cinta dan kasih sayang yang
tulus cuma dapat dirasakan oleh hati.
Aku yang kau abaikan ketika bosan
melanda, padahal aku sangat memperdulikanmu tapi aku takut bosanmu nanti
bertambah jika aku sms menanyakan keadaanmu. Aku memang jauh dari kata sempurna
tapi aku selalu berusaha ya berusaha sempurna untukmu, aku selalu tersenyum
walaupun selalu disakiti olehmu, aku sangat mencintaimu dengan rasa cinta dan
kasih sayang yang tulus tetapi kenapa selalu kau balas dengan cara
menyia-nyiakannya. Susah memang tapi sebagian dapat kulakukan tapi sayang aku
tidak dapat membuktikannya ketika pacaran dulu, apa boleh buat sedih memang tak
bisa memilikimu lagi tapi aku masih bangga dengan diriku sendiri karena masih
bisa mencintaimu.
Aku mungkin tak
mempercayaimu kata-kata mu lagi tapi aku mohon kepada mu sering-seringlah
merayuku lagi dan satu lagi tolong percaya bahwa suatu saat mungkin aku takkan
melupakanmu jadi tolonglah Semangatilah aku seperti dulu...
Jika suatu saat aku
kehilangan harapan dan tujuanku, maka tolong berikanlah kepadaku keyakinan
bahwa takdirMu lebih baik dari semua yang aku inginkan dan aku impikan Tuhan.
0 Comments