Kontak untuk pasang iklan

header ads

KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN SEPSIS

 

A.    Definisi Sepsis

Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri, yang bisa berasal dari organ-organ dalam tubuh seperti paru-paru, usus, saluran kemih atau kulit yang menghasilkan toksin/racun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh sendiri. Sepsis dapat mengakibatkan komplikasi yang serius mengenai ginjal, paru-paru, otak dan pendengaran bahkan kematian. Sepsis dapat mengenai orang dari usia berapapun, tetapi yang paling sering pada bayi dibawah 3 bulan, sistem kekebalan tubuhnya belum cukup matang untuk melawan infeksi yang berat, orang lanjut usia, orang dengan penyakit kronik, orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti dengan infeksi HIV. Sepsis timbul saat infeksi berat menyebabkan respon tubuh normal terhadap infeksi menjadi berlebihan. Bakteri dan racun yang dihasilkan dapat mengakibatkan perubahan suhu, frekuensi jantung dan tekanan darah dan dapat mengakibatkan gangguan organ tubuh ( Maryunani, Anik, 2014 ). Sepsis terjadi bila pasien yang mengalami infeksi memperlihatkan manifestasi sistemik tertentu dari respon inflamasi seperti demam atau hiportemia, takikardia, dan leukositosis atau leukopenia (sindrom respons inflamasi sistemik/systemic inflammatory response syndrome, SIRS).

 

B.     Epidemiologi

Sepsis dan syok septik berat merupakan penyebab utama kematian di ICU dan meliputi 2-11% dari semua kasus rawat inap rumah sakit atau ICU di AS dan Eropa. Insidensi sepsis meningkat pada decade terakhir karena adanya pertumbuhan dalam :

a.       Tatalaksan perawatan intensif

b.      Populasi dan imunosupresi

c.       Populasi orang berusia lanjut

d.      Populasi yang hidup lebih lama dengan penyakit kronik

e.       Penyalahgunaan obat intravena

f.       Resistensi mikroba

 

C.    Etiologi dan sumber mikroba

Sebagian besar kasus sepsis berat disebabkan oleh organisme berikut dengan proporsi yang hampir sama:

a. Basil gram-negatif ( Escherichia coli-paling sering, Klebsiella, Pseudomonas aeruginosa) dari saluran kemih, paru, abdomen.

b. Kokus Gram-positif ( terutama stafilokokus dan streptokokus) dari kulit dan jaringan lunak, alat-alat intravena dan paru.

c. Jamur, terutama Cndida (saluran pencernaan, jalur vena yang panjang), mencakup sekitar 5% kasus.

d. Meningokokus merupakan penyebab penting syok septik yang didapat di komunitas (community-acquired septic shock)

e. Organisme  yang  tidak  umum  :  Capnocy  tophaga  (gigitan anjing). Babesiosis, Rocky Mountain spotted fever (RMSF).

 

D.    Patogenesis

Respons inflamasi pada lokasi infeksi, yang merupakan hasil mekanisme imun spesifik dan nonspesifik pejamu, melawan invasi mikroba dengan mencegah pertumbuhannya dan selanjutnya menghancurkannya. Jika mikroba mencoba mengalahkan pertahanan lokal ini dan keluar ke jaringan sekitar atau aliran darah, maka hal tersebut memicu suatu kaksade interaksi kompleks yang melibatkan faktor mikroba ( toksin, komponen dinding sel) dan faktor pejamu ( jalur komplemen, leukosit, dan mediator humoral seperti sitokin), serta menyebabkan kelainan koagulasi, cedera jaringan, kolaps vaskular, dan disfungsi multiorgan.

 

 

E.     Gambaran Klinis

Manifestasi berikutnya umumnya terdapat pada sepsis berat :

a.       Demam dan takikardia

b.      Hiperventilasi

c.       Disfungsi hati, paru dan ginjal

d.      Hipotensi

e.       Ensefalopati,  biasanya  lebih  disebabkan  oleh  perfusi  yang buruk dari akibat kerusakan jaringan

f.       Ruang  kulit  pada  meningokoksemia,  sindrom  syok  toksik, infeksi Capnocy-tophaga, ektima gangrenosum, RMSF.

 

F.     Gejala sepsis

Pada awalnya, sepsis akan memasuki tahap Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS). Gejala awal sepsis ditandai dengan dua atau lebih gangguan kesehatan, termasuk:

a.       Demam

b.      Berkeringat

c.       Hipotermia (suhu badan terlalu rendah)

d.      Denyut nadi terlalu cepat

e.       Frekuensi napas terlalu cepat

f.       Perubahan jumlah leukosit darah

Secara medis, tanda-tanda pasien yang mengalami sepsis dapat diketahui melalui:

a.       Tekanan darah sistolik (angka pertama/atas) kurang atau sama dengan 100 mmHg.

b.      Laju pernapasan lebih tinggi atau sama dengan 22 napas per menit.

c.       Suhu tubuh di atas 38,3℃ atau di bawah 36℃

 

G.    Gejala sepsis parah

Jika infeksi di aliran darah terus dibiarkan, kerusakan organ mungkin terjadi. Ini karena infeksi yang terjadi membuat organ kekurangan suplai oksigen. Pada kondisi ini, tingkat keparahan gejala sepsis akan lebih serius hingga membutuhkan penanganan medis. Gejalanya di antara lain:

a.       Bercak atau ruam merah

b.      Kulit berubah warna

c.       Produksi urine berkurang drastis

d.      Perubahan mendadak dalam status kejiwaan

e.       Berkurangnya jumlah trombosit

f.       Sulit bernapas

g.      Detak jantung abnormal

h.      Sakit perut

i.        Ketidaksadaran

j.        Kelemahan ekstrem

 

H.    PENYEBAB

Penyebab sepsis adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur yang memicu sistem imun beraksi tak terkendali untuk melawan infeksi. Kondisi ini menyebabkan peradangan menyebar hingga ke pembuluh darah dan mengakibatkan penyempitan dan kebocoran.

Menurut National Institute of General Medical Science, sepsis bisa terjadi akibat infeksi yang berlangsung di dalam paru-paru, ginjal, atau saluran pencernaan.

Semua penyakit infeksi berpeluang menjadi penyebab sepsis. Namun, penyakit infeksi dan kondisi tertentu yang paling sering memicu penyebaran infeksi ke aliran darah adalah:

1.      Pneumonia dan infeksi paru-paru lainnya

2.      Infeksi pada usus dan saluran cerna

3.      Infeksi luka operasi

4.      Infeksi saluran kemih

5.      Infeksi pada ginjal

6.      Infeksi pembuluh darah oleh bakteri (septikemia)

Penyebab lainnya adalah kondisi sistem imun yang melemah yang bisa disebabkan oleh penyakit seperti HIV, pengobatan kanker atau obat transplantasi organ, dan pertambahan usia.

Selain itu, bakteri yang kebal terhadap antibiotik juga dapat menjadi penyebab sepsis. Hal ini kerap terjadi akibat konsumsi antibiotik secara sembarangan sehingga infeksi bakteri tidak lagi ampuh diatasi dengan antibiotic

 

 

 

I.       Faktor risiko

Terdapat beberapa pasien penyakit infeksi yang dirawat di rumah sakit berisiko lebih tinggi mengalami kondisi ini. Faktor-faktor yang menyebabkan dapat memicu terjadi sepsis di antaranya adalah:

1.      Berusia kurang dari satu tahun, terlebih jika bayi lahir secara prematur atau ibunya terkena infeksi saat hamil.

2.      Berusia lebih dari 75 tahun.

3.      Memiliki penyakit diabetes atau sirosis (kerusakan hati).

4.      Pasien rawat inap di ICU

5.      Memiliki sistem imun yang lemah, seperti mereka yang melalui pengobatan kemoterapi atau yang baru melakukan transplantasi organ tubuh.

6.      Baru melahirkan atau mengalami keguguran.

7.      Memiliki luka atau cedera, misalnya luka bakar.

8.      Memiliki alat invasif, misalnya kateter intravena atau selang pernapasan.

 

J.      Sepsis pada bayi /neonaturum

Gejala sepsis pada bayi baru lahir

1)      Tidak mau minum ASI/muntah

2)      Suhu tubuh >38 C di ukur melalui anus atau lebuh rendah dari normal dan rewel

3)      Lemas dan tidak responsif

4)      Tidak aktif bergerak

5)      Perubahan frekuensi jantung (cepat pada awal sepsis kemudian pelan pada sepsis lanjutan)

6)      Bernapas sangat cepat atau kesulitan bernapas

7)      ada saat bayi henti nafas lebih dari 10 detik

8)      perubahan warna kulit

9)      kuning pada kulit dan mata

10)  ruam kemerahan

11)  kurang produksi urin

 

 

 

Penyebab sepsis

1)      Sepsis pada bayi baru lahir hampir selalu di sebabkan oleh bakteri, seperti E.coli, Listeria monocy togenes, Neisseria meningitidis, Streptokokus pneumonia, Haemophilus influenza tipe b. Salmonella Streptokokus grup B adalah penyebab sepsis pada bayi baru lahir dan bayi < 3 bulan.

2)      Bayi prematur dalam perawatan intensif lebih rentan untuk mengalami sepsis karena sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna dan mereka mendapat perawatan invasif, seperti infus, kateter, selang pernafasan ( ventilator )

3)      Tempat masuk infus atau kateter dapat menjadi jalan masuk bakteri yang normalnya hidup dipermukaan kulit untuk masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.

4)      Pada bayi baru lahir, sepsis terjadi bila bakteri masuk ke dalam tubuh bayi dari ibu selama masa kehamilan, persalinan. Beberapa komplikasi selama kehamilan yang meningkatkan resiko sepsis pada bayi baru lahir demam pada ibu selama persalinan, Infeksi pada uterus atau plasenta, ketuban pecah dini (sebelum usia kehamilan 37 minggu atau 18 jam sebelum dimulainya persalinan), bakteri seperti streptokokus grup B dapat menginfeksi bayi baru lahir dalam proses persalinan

 

K.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dokter membutuhkan tes untuk menentukan apakah Anda mengalami sepsis serta mengidentifikasi keparahan infeksi. Pemeriksaan untuk mendiagnosis sepsis adalah:

1.      Tes darah

Tes darah mungkin merupakan langkah pertama yang Anda butuhkan. Hasil tes darah dapat memberikan informasi, seperti:

a.       Kondisi infeksi, masalah penyumbatan, fungsi hati atau ginjal abnormal.

b.      Kadar oksigen dan ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh serta tingkat keasaman darah

2.      Tes pencitraan

Jika lokasi infeksi tidak diketahui dengan jelas, dokter mungkin meminta Anda melakukan tes pencitraan, seperti di bawah ini:

a.       X-ray untuk melihat paru-paru.

b.      Computed tomography (CT) scan untuk melihat kemungkinan infeksi di dalam usus buntu, pankreas, atau area usus.

c.       Ultrasound untuk melihat infeksi di dalam kantung kemih atau ovarium.

d.      Magnetic resonance imaging (MRI), yang bisa mengidentifikasi infeksi jaringan lunak adalah yang bisa dilakukan apabila tes di atas tidak mampu membantu menemukan sumber infeksi.

 

3.      Tes laboratorium lainnya

Tergantung dari gejala yang Anda rasakan, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan pemeriksaan lain, di antaranya:

a.       Tes urine

b.      Sekresi luka

c.       Sekresi pernapasan

 

L.     PENGOBATAN

Perawatan dini dapat meningkatkan peluang Anda untuk selamat dari kondisi tersebut. Orang yang mengalami kondisi ini memerlukan pemantauan dan perawatan yang ketat di unit perawatan intensif rumah sakit. Jika Anda mengalami sepsis atau syok septik, tindakan penyelamatan hidup mungkin diperlukan untuk menstabilkan fungsi pernapasan dan jantung. Beberapa pengobatan yang bisa membantu mengatasi sepsis adalah:

1.      Antibiotik

2.      Cairan intravena

3.      Dialisis

4.      Operasi

5.      Pengobatan di rumah

Post a Comment

0 Comments